Jumat, 21 Maret 2014

Pengertian Psikoterapi



Psikoterapi berasal dari kata ‘psyche’ yang berarti mind atau jiwa dan ‘therapy’ yang berarti  merawat, mengobati, menyembuhkan. Jadi psikoterapi adalah serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang yang terjadi dengan interaksi antara antara klien dan terapis. Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besar rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari.
Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Seorang psikoterapis dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologisnya akan membantu klien mengatasi keluhan secara profesional dan legal.

Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi secara ilmiah dengan standar tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi menggunakan cara-cara modern yang terbukti berhasil mengatasi hambatan psikologis. Dalam psikoterapi tidak ada hal-hal yang bersifat mistik. Klien psikoterapi juga tidak diberi obat, karena yang sakit adalah jiwanya, bukan fisiknya.
Psikoterapi bukan untuk menangani orang gila (orang yang rusak otaknya).  Justru psikoterapi  hanya digunakan untuk menangani orang waras yang sedang mengalami masalah psikologis, atau untuk membantu orang normal yang ingin meningkatkan kemampuan pikirannya. Sedangkan penanganan orang gila adalah urusan Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Ada tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:
1.      Dari segi proses
Berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.

2.      Dari segi tujuan
Untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.

3.      Dari segi tindakan
Seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.

Tingkatan psikoterapi :
1.      Pendekatan suportif
Pada terapi suportif, psikoterapi bertujuan untuk memulihkan keseimbangan pasien secara cepat dan menghilangkkan masalah-masalah neurotic yang ada. Terapi supportif dilakukan pada pasien yang sebenarnya memiliki penyesuain diri yang baik, namun memiliki masalah akibat tekanan lingkungan yang terlalu berlebihan. Terapi supportif juga ditunjukkan pada pasien yang memiliki mekanisme koping yang terbatas, tidak mampu mengatasi kecemasan, dan yang kurang memiliki motivasi atau yang intelegensinya.

2.      Insight dengan tujuan reedukatif
Terapi tingkatan insight dengan tujuan reedukatif untuk membantu klien mencapai insight. Istilah insight, menunjukkan derajat pemahaman klien mengenai hal-hal yang digali selama proses terapi, yang bisa berupa pemahaman mengenai hubungan di dalam proses konseling, keberfungsian individu diluar konseling, tau aspek-aspek dinamika dan perilaku klien. Secara teoritis, insight dialami klien diduga akan meningkat selama proses psikoterapi dan gejala-gejala akan berkurang seiring dengan peningkatan tersebut. Individu yang mencapai insight selama proses terapi menunjukkan penurunan keluhan yang berkaitan dengan tekanan yang dirasakan.

3.      Insight dengan tujuan rekonstruktif
Level ini bertujuan sebagai rekonstruktif. Level ini mengupayakan tercapainya kesadaran atas konflik-konflik yang tidak disadari dan dengannya dengan mekanisme pertahanan tertentu. Tujuan utamanya adalah merasakan emosional yang berawal dari pemahaman total melalui rekonstruksi kepribadian.

Tujuan Psikoterapi :
-          Managemen krisis
-          Perubahan tingkah laku
-          Pengalaman emosional korektif
-          Insight dan perubahan

Ada banyak metode psikoterapi yang bisa diterapkan, diantaranya adalah Psychoanalysis, Gestalt Therapy, Cognitive Behavioural Therapy, Behaviour Therapy, Body-Oriented Psychotherapy, Expressive Therapy, Interpersonal Psychotherapy, Narrative Therapy, Conditioning, Mental Imagery, Neurolinguistic Programming, Laughter Therapy, Self Programming, Spiritual Therapy, Transpersonal Psychotherapy, Relaxation Therapy, Forgiveness Therapy, Trance Psychotherapy,  Neurofeedback dan masih banyak lagi. Tinggal menerapkannya sesuai dengan terapi yang dibutuhkan didalam menangani suatu gangguan.



Sumber Referensi :
 

Mappiare, Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo