A. Gordon Allport
Pandangan
yang dikemukakan Allport berbeda dengan pandangan dari Freud, dimana Allport
tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai
oleh kekuatan-kekuatan tak sadar , kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat
dan dipengaruhi. Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu
merupakan pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang
neurotis. Akan tetapi individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat
rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing
mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga. Orang-orang yang sehat
dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi-intensi ke arah
masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Segi pandangan yang sehat ini
memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak. (Duane
Schultz, 1991:19)
Perkembangan Kepribadian yang Sehat :
Allport
percaya bahwa kepribadian dewasa lebih merupakan fungsi dari masa sekarang dan
masa yang akan datang daripada masa lampaunya. Allport memperhatikan hubungan
antara bayi dan ibunya, khususnya dengan banyaknya keamanan dan kasih sayang
yang diberikan ibu terhadap anaknya sangatlah penting. Apabila bayi menerima
keamanan dan kasih sayang yang cukup, maka yang muncul adalah suatu pertumbuhan
psikologis yang positif, sehingga akan mampu membentuk suatu identitas dan
gambaran diri.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang :
1) Perluasan Perasaan Diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau
banyak orang dan benda. Dangan ketika lain, ketika seseorang menjadi matang,
dia mengembangkan perhatian-perhatian diluar diri. Akan tetapi tidak cukup
hanya dengan menjadi partisipan saja, seseorang harus menjadi partisipan yang
langsung dan penuh. Allport menamakan hal itu “partisipasi otentik yang
dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”.
Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas. Semakin seseorang terlibat
sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin sehat
pula dia secara psikologisnya dalam pandangan Allport.
2) Hubungan Diri yang Hangat dengan
Orang-Orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan
orang-orang lain yaitu : kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan
terharu.
·
Orang
yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap
orang tua, anak, ataupun partner. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk
keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik. Orang
memngungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintai dan memperhatikan
kesejahteraannya. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman ialah suatu
perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
·
Sementara
itu, perasaan terharu adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan
perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas
untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan,
ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan
manusia. Empati itu timbul melalui “perluasan imajinatif” dari perasaan orang
sendiri terhadap kemanusian pada umumnya.
3) Keamanan Emosional
Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi
yang ada dalam diri mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangannya tanpa menyerah terhadap kelemahan dan kekurangannya
tersebut. Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi
manusia, mereka bukan tawaran dari emosi-emosi mereka, dan mereka juga tidak
berusaha bersembunyi dari emosi-emosi tersebut. Kepribadian-kepribadian yang
sehat mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi itu tidak mengganggu aktivitas-aktivitas
antarpribadi. Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut
Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang
bereaksi terhadap tekanan dan terhadap hambatan dari kemauan-kemauan dan
keinginan-keinginan.
4) Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia secara objektif.
Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau
situsi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka
pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5) Keterampilan-Keterampilan dan
Tugas-Tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya
menenggelamkan diri sendiri didalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan
menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu.
Tetapi tidak cukup hanya dengan memiliki keterampilan-keterampilan yang
relevan, kita harus mampu menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut secara
ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan
kita.
6) Pemahaman Diri
Bagi Allport pemahaman diri adalah usaha untuk mengetahui
secara objektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah berhenti tetapi
ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectitification) tertentu yang berguna dalam setiap usia.
Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi
daripada orang yang neurotis.
Orang yang memiliki pemahaman diri (self-objectitification) yang tinggi tidak mungkin memproyeksikan
kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang-orang lain. Orang itu
akan menjadi hakim yang saksama terhadap orang-orang lain, dan biasanya dia
diterima dengan lebih baik oleh orang-orang lain.
7) Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan
dan rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan
tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan
mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka. Allport menyebut
dorongan yang mempersatukan ini “arah” (directness).
Arah ini membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta
memberikan orang itu suatu alasan untuk hidup. Jadi bagi Allport rupanya
mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah
ke masa depan.
B. Carl Rogers
Tema pokok dari teori Rogers yaitu bahwa seseorang
harus bersandar pada pengalamannya sendiri tentang dunia karena hanya itulah
kenyataan yang dapat diketahui oleh seorang individu. Berbeda dengan Allport
yang bekerja pada orang dewasa yang matang dan sehat, Rogers bekerja pada
individu-individu yang terganggu. Ia kemudian mengembangkan suatu metode terapi
yang disebut client-centered therapy
(terapi yang berpusat pada klien), karena ia menganggap bahwa individu yang
terganggu sekalipun tetaplah memiliki suatu tingkat kemampuan dan kesadaran.
Rogers percaya bahwa orang-orang dibimbing oleh
persepsi sadar mereka sendiri tentang diri mereka dan dunia sekitar
mereka, bukan oleh kekuatan-kekuatan tak
sadar yang tidak dapat mereka control. Kriterium terakhir seseorang adalah pada
pengalaman sadarnya sendiri dan pengalaman itu memberikan kerangka intelektual
dan emosional dimana kepribadian terus menerus bertumbuh. Menurutnya manusia
yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa
kanak-kanak, seperti toilet training, atau pengalaman-pengalaman seks sebelum
waktunya. Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang
sehat adalah jauh lebih penting daripada masa lampau. Akan tetapi Rogers
mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara
bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi
tingkat kesehatan psikologis kita. Jadi pengalaman masa kanak-kanak adalah
penting, tetapi fokus Rogers tetap pada apa yang terjadi dengan kita sekarang,
bukan pada apa yang terjadi waktu itu. (Duane Schultz, 1991:43)
Motivasi Orang Yang
Sehat : Aktualisasi
Pada tingkat biologis ini,
Rogers tidak membedakan antara manusia yang sehat dan manusia yang tidak sehat.
Jelas, dia tidak menemukan perbedaan antara orang yang sehat dan orang yang
sakit secara emosional, menurut jumlah atau perhitungan dari apa yang mungkin
disebut aktualisasi biologis. Tetapi apabila kita memikirkan segi-segi psikologis
dari aktualisasi maka jelas ada perbedaannya.
Segera setelah diri mulai
tumbuh, maka kecenderungan terhadap aktualisasi diri mulai kelihatan. Proses
yang tetap dan bersinambung ini merupakan tujuan yang sangat penting dalam
kehidupan seseorang. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat serta potensi-potensi psikologis yang unik. Rogers
percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang dibawa sejak lahir untuk
menciptakan dan bahwa hasil ciptaan yang sangat penting adalah diri orang
sendiri, suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh orang-orang yang
sehat daripada oleh orang-orang yang sakit secara psikologis.
Perkembangan Diri :
Syarat utama bagi timbulnya
kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat”
(unconditional positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkembang apabila ibu
memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah
laku. Cinta dan kasih sayang yang diberikan dengan bebas ini, dan sikap yang
ditampilkannya bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar yang
diinternalisasikan, sama seperti halya sikap-sikap ibu yang memperlihatkan
conditional positive regard diinternalisasikan oleh anaknya.
Dengan begitu seseorang akan
menjadi bebas, sehingga menjadi orang yang mengaktualisasikan diri, untuk
mengembangkan seluruh potensinya. Dan segera setelah proses aktualisasi diri
mulai berlangsung, orang itu dapat maju ke tujuan terakhir, yakni menjadi orang
yang berfungsi sepenuhnya.
5 Sifat Orang yang
Berfungsi Sepenuhnya :
-
Keterbukaan pada
pengalaman
-
Kehidupan eksistensial
-
Kepercayaan terhadap
organisme orang sendiri
-
Perasaan bebas
-
Kreatifitas
Maslow
telah membuat teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar itu
adalah instinctoid, setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan
disposisi yang sangat lemah yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh.
Bila lingkungan yang benar, orang akan tumbuh lurus dan indah, aktualisasi
potensi yang mereka telah mewarisi. Jika lingkungan tidak “benar” (dan kebanyakan
tidak ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan lurus dan indah.
Maslow
telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar
kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk
kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni.
Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga
tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan
sebagainya. Kebutuhan dasar Maslow adalah sebagai berikut:
Teori Kebutuhan Maslow :
1. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri
dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka
adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan,
fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2. Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak
mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi
aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan
kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial
(seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak
aman dan perlu aman.
3. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan
kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang
dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk
mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima
cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi,
kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga
diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki
kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat
dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan
berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa
rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka
dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow
menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan
apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik,
seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri
mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang,
kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai
atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang
itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika
ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida, lebih
besar tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas
mewakili kebutuhan aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa satu-satunya alasan
bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik di arah aktualisasi diri adalah
karena kendala ditempatkan di jalan mereka oleh masyarakat negara.
D. Erich Fromm
Tema dasar dari dasar semua tulisan Fromm adalah individu
yang merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam dan
orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies
binatang, itu adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom
(1941), ia mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke
abad, maka mereka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan
menjadi keadaan yang negatif dari mana manusia melarikan diri. Dan jawaban dari
kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan
manusia yang mengembangkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah
manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat
menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Fromm
membagi sistem struktur masyarakat menjadi tiga bagian berdasar karakter
sosialnya:
1. Sistem A, yaitu masyarakat-masyarakat
pecinta kehidupan. Karakter sosial masyarakat ini penuh cita-cita, menjaga
kelangsungan dan perkembangan kehidupan dalam segala bentuknya. Dalam sistem
masyarakat seperti ini, kedestruktifan dan kekejaman sangat jarang terjadi,
tidak didapati hukuman fisik yang merusak. Upaya kerja sama dalam struktur
sosial masyarakat seperti ini banyak dijumpai.
2. Sistem B, yaitu masyarakat
non-destruktif-agresif. Masyarakat ini memiliki unsur dasar tidak destruktif,
meski bukan hal yang utama, masyarakat ini memandang keagresifam dan
kedestruktifan adalah hal biasa. Persaingan, hierarki merupakan hal yang lazim
ditemui. Masyarakat ini tidak memiliki kelemah-lembutan, dan saling percaya.
3. Sistem C, yaitu masyarakat
destruktif. Karakter sosialnya adalah destruktif, agresif, kebrutalan, dendam,
pengkhianatan dan penuh dengan permusuhan. Biasanya pada masyarakat seperti ini
sangat sering terhadi persaingan, mengutamakan kekayaan, yang jika bukan dalam
bentuk materi berupa mengunggulkan simbol.
Kebutuhan Manusia :
Kebutuhan Manusia :
1. Keterhubungan (relatedness)
Kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian dan
terisolasi dari alam dan dari dirinya sendiri. Kebutuhan untuk bergabung dengan
makhluk lain yang dicintai,menjadi bagian dari sesuatu. Keinginan irasional
untuk mempertahankan hubungan yang pertama, yakni hubungan dengan ibu, kemudian
diwujudkan ke dalam perasaan solidaritas dengan orang lain. Hubungan paling
memuaskan bisa positif yakni hubungan yang didasarkan pada cinta, perhatian,
tanggung jawab, penghargaan, dan pengertian dari orang lain,bisa negatif yakni
hubungan yang didasarkan pada kepatuhan atau kekuasaan.
2. Keberakaran (rootedness)
Kebutuhan keberakaran adalah kebutuhan untuk
memiliki ikatan-ikatan yang membuatnya merasa nyaman di dunia (merasa seperti
di rumahnya). Manusia menjadi asing dengan dunianya karena dua alasan yaitu:
-
Dia direnggut dari akar-akar hubungannya oleh situasi
(ketika manusia dilahirkan, dia menjadi sendirian dan kehilangan ikatan
alaminya)
-
Fikiran dan kebebasan yang dikemangkannya sendiri
justru memutus ikatan alami dan menimbulkan perasaan isolasi/tak berdaya.
Keberakaran
adalah kebutuhan untuk mengikat diri dengan kehidupan. Setiap saat orang
dihadapkan dengan dunia baru, dimana dia harus tetap aktif dan kreatif
mengembangkan perasaan menjadi bagian yang integral dari dunia. Dengan demikian
dia akan tetap merasa aman, tidak cemas, berada di tengah-tengah duania yang
penuh ancaman. Orang dapat membuat ikatan fiksasi yang tidak sehat, yakni
mengidentifikasikan diri dengan satu situasi, dan tidak mau bergerak maju untuk
membuat ikata baru dengan dunia baru.
3. Menjadi pencipta (transcendency)
Karena individu menyadari dirinya sendiri dari
lingkungannya, mereka kemudian mengenali betapa kuat dan menakutkan alam
semesta itu, yang membuatnya meras tak berdaya. Orang ingin mengatasi perasaan
takut dan ketidakpastian menghadapi kemarahan dan ketakmenentuan semesta. Orang
membutuhkan peningkatan diri, berjuang untuk mengatasi sifat fasif dikuasai alam
menjadi aktif, bertujuan dan bebas, berubah dari makhluk ciptaan menjadi
pencipta. Seperti menjadi keterhubungan, transendensi bisa positif (menciptakan
sesuatu) atau negatif (menghancurkan sesuatu).
4. Kesatuan (unity)
Kebutuhan untuk mengatasi eksistensi
keterpisahan antara hakikat binatang dan non binatang dalam diri seseorang.
Keterpisahan, kesepian, dan isolasi semuanya bersumber dari kemandirian dan
kemerdekaan “untuk apa orang mengejar kemandirian dan kemerdekaan kalau
hasilnya justru kesepian dan isolasi?” dari dilema ini muncul kebutuhan unitas.
Orang dapat mencapai unitas, memperoleh kepuasan (tanpa menyakiti orang lain
dan diri sendiri) kalau hakikat kebinatangan dan kemanusiaan itu bisa
didamaikan, dan hanya dengan berusaha untuk menjadi manusia seutuhnya melalui
berbagi cinta dan kerjasama dengan orang lain.
5. Identitas (identity)
Kebutuhan untuk menjadi “aku”, kebutuhan untuk sadar
dengan dirinya sendiri sebagai sesuatu yang terpisah. Manusia harus merasakan
dapat mengontrol nasibnya sendiri, harus bisa membuat keputusan, dan merasa
bahwa hidupnya nyata-nyata miliknya sendiri. Misalnya orang primitif
mengidentifikasikan diri dengan sukunya, dan tidak melihat dirinya sendiri
sebagai bagian yang terpisah dari kelompoknya.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan :
Model-Model Kepribadian Sehat. Kanisius. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar