Jumat, 14 November 2014

Review Website Psikologi



Sekarang ini semakin banyak layanan-layanan psikologi dalam website atau situs yang sangat membantu masyarakat untuk melakukan konsultasi tanpa perlu bertemu langsung. Salah satu contoh web psikologi yang melakukan layanan ini adalah website konseling Indonesia (http://konselingindonesia.com/). 












Website ini dapat membantu memberikan konseling secara online ataupun via email serta mampu melakukan berbagai macam tes dengan mudah tanpa perlu bertemu muka seperti tes IQ, tes kepribadian, ataupun tes bakat.
Pada kolom konseling seperti gambar diatas terdapat delapan bagian yaitu bimbingan & konseling, pola BK 17 plus, bidang konseling, layanan konseling, kegiatan pendukung, info konseling, konseling lintas budaya, dan karir. Pada bagian layanan konseling terdapat sembilan layanan yang tersedia yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan mediasi, dan layanan konsultasi. Sementara untuk kegiatan pendukung terdapat enam kegiatan diantaranya adalah aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Pada bagian kolom instrumen, kita dapat melakukan atau mengikuti berbagai macam tes secara online tanpa perlu keluar dari rumah untuk mengikuti tesnya. Tes-tes yang disediakan antara lain adalah AUM, tes IQ, tes bakat, tes kepribadian, locus of control, dan self-esteem.
Selain bisa melakukan konseling secara online, situs ini juga membuka tempat untuk berdiskusi mengenai permasalahan seseorang dengan pengunjung situs lainnya. Tak hanya itu situs ini juga menawarkan jurnal-jurnal bagi siapa saja yang tertarik untuk mengetahui lebih banyak dari suatu permasalahan yang ingin dicarinya dalam jurnal-jurnal tersebut.
Dengan adanya layanan konseling secara online ini dapat sangat membantu orang-orang yang enggan pergi ke psikolog karena stereotipe dari masyarakat yang akan mencapnya sebagai orang gila bila diketahui bertemu dengan seorang psikolog. Dengan adanya layanan ini akan sangat membantu dalam hal ekonomis dan waktu. Orang-orang juga tidak perlu merasa canggung harus menceritakan masalahnya pada orang secara langsung, karena hal itu bisa dilakukannya dengan cara saling mengenal e-mail tanpa takut identitasnya akan ketahuan. Jadi layanan konseling secara online ini sangat membantu konselor untuk membantu kliennya memecahkan masalah.Namun ditengah-tengah keuntungan yang ditawarkan oleh layanan konseling secara online ini tetap ditemukan kelemahannya. Yaitu terkadang bila melakukan proses konseling via email kita tidak bisa langsung mendapat jawaban atau respon atas cerita atau masalah-masalah kita. Respon yang didapat akan berselang agak lama sehingga akan sangat berpengaruh kepada klien. Karena itu masalah yang agak ringan sajalah yang cocok untuk diceritakan via konseling email ini. Untuk masalah-masalah berat lainnya seperti depresi berat, akan tetap lebih baik bila bertemu langsung dan tatap muka dengan psikolog sehingga respon dan penanganannya bisa segera dilakukan.

Jadi kesimpulannya, layanan konseling secara online membawa banyak dampak positif maupun negatifnya masing-masing. Karena itu kita sebagai klien harus lebih berhati-hati dan pandai memilah-milah hal-hal apa yang lebih bijaksana bila dilakukan secara langsung, dan hal-hal apa yang bisa dilakukan via online untuk lebih menghemat waktu dan tenaga kita.






 Referensi :
 http://konselingindonesia.com/

 

Jumat, 24 Oktober 2014

Manfaat dan Kerugian Teknologi Internet Bagi Psikolog



Di jaman sekarang dimana teknologi internet sudah menjadi teman bagi setiap individu, tentu sudah tidak mengherankan bila terdapat banyak manfaat yang bisa didapatkan darinya. Hal ini pun terjadi tidak terkecuali didalam dunia psikologi, terkhusus untuk para psikolog nya.
Dengan bantuan teknologi internet, seorang psikolog bisa lebih terus mengembangkan dirinya sebagai seorang psikolog untuk menjadi lebih baik lagi. Seperti yang umumnya telah diketahui oleh banyak orang, psikolog adalah suatu pekerjaan yang bersinggungan langsung dengan manusia. Sementara itu manusia adalah makhluk hidup yang sangat dinamis, terutama dalam perihal emosi dan jiwanya. Banyak hal mengenai masalah emosi dan kejiwaan yang terjadi pada manusia belum diketahui, baik karena belum diketahui penyebab dan belum ada cara penanganan lebih lanjutnya atau pun mungkin karena belum banyak terekspose ke dunia luar dan baru terjadi pada beberapa kelompok kecil saja. Masalah-masalah yang muncul itu kemudian akan diteliti lebih jauh oleh para ahli, namun hasilnya belum tentu terekspose secara luas pada seluruh bagian dunia. Oleh karena itu dengan bantuan internet, para psikolog dapat mendapatkan banyak informasi-informasi terbaru mengenai penelitian-penelitian yang sedang dilakukan yang terbaru dan berkaitan dengan masalah manusia sehingga dalam pekerjaannya kemudian bila psikolog bertemu dengan kasus serupa, psikolog tersebut tahu apa yang ditanganinya, sehingga bisa lebih mudah untuk berusaha mencari penyebabnya dan menemukan upaya-upaya apa yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya. Informasi-informasi mengenai segala kemajuan penelitian yang ada di internet tentu akan sangat membantu psikolog dalam pekerjaannya untuk menjadi psikolog yang lebih baik lagi.
Namun dibalik manfaat besar yang diberikan internet bagi para psikolog terdapat kerugian-kerugian yang juga bisa didapatkan dari internet itu sendiri. Salah satu contohnya adalah bisa terjadi kasus dimana psikolog kurang bisa berinteraksi secara langsung dengan kliennya, yang menyebabkan psikolog tidak bisa membantu klien mengatasi masalahnya. Dengan kecanggihan teknologi saat ini, banyak dibuka website-website psikologi dimana proses konseling dapat dilakukan secara online tanpa perlu bertemu langsung antara psikolog dan klien.  Walaupun sesungguhnya hal ini bisa menjadi keuntungan, tapi bila dilihat dari sisi lain bisa menjadi hal yang merugikan bagi seorang psikolog bila terlalu sering dilakukan tanpa diimbangi adanya proses konseling dimana psikolog dan klien bertemu langsung. Karena bila mulai jarang terjadi proses tatap muka dan hanya secara online, ada kemungkinan psikolog menjadi kurang mampu menghadapi klien secara langsung. Bisa terjadi situasi dimana rapport kurang berjalan mulus, sehingga psikolog kurang mampu membuat klien merasa nyaman, sehingga akhirnya banyak informasi-informasi penting yang tertahan dan akhirnya tidak diketahui psikolog. Karena upaya untuk membuat seseorang menjadi nyaman sehingga akhirnya menjadi terbuka dengan psikolog bukan hanya didasari bakat, tapi karena terlatih dan terbiasa untuk menghadapi seseorang. Berhadapan dengan orang lain dalam keadaan tatap muka dan tidak tatap muka sangatlah berbeda, karena itu bila psikolog terlalu berfokus pada pemberian konseling secara online, kemungkinan terjadinya masalah ini sangatlah besar.

Kamis, 03 April 2014

Bentuk-Bentuk Utama dalam Terapi : Terapi Supportive, Reeducative, Reconstruction



Terapi Supportive
Terapi supportif adalah pengobatan yang diarahkan untuk menjaga integritas fisiologis atau fungsional pasien sampai pengobatan yang lebih definitif dapat dilaksanakan, atau sampai daya penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut.
Terapi supportif juga didefinisikan sebagai jenis terapi yang dimaksudkan untuk memberi dorongan, semangat dan motivasi agar klien tidak merasa putus asa. Terapi ini bertujuan untuk menguatkan daya mental yang ada, mengembangkan mekanisme yang baru dan lebih baik untuk mempertahankan control diri dan mengembalikan keseimbangan untuk menyesuaikan diri yang lebih sesuai, itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
-          Menduakkan daya tahan mental yang ada
-          Mengembangkan mekanisme yang baru dan lebih baik
-          Mempertahankan control diri
-     Mengembangkan kesimbangan adaptif (kemampuan untuk menyesuaikan diri) jenisnya dapat berupa :
o   Kararsisi
o   Persuasi
o   Sugesti
o   Bimbingan
Tujuan dari terapi supportif adalah :
-          Menaikkan fungsi psikologi dan social
-          Menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak mungkin
-          Menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
-          Mencegah terjadinya relaps
-          Bertujuan agar penyesuaian baik
-          Mencegah ketergantungan pada dokter
-          Memindahkan dukungan profesional kepada keluarga


Reeducative
Tujuan dari reeducative therapy adalah untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasikan tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain ialah sebagai berikut :
  • Terapi hubungan antar manusia (relationship therapy)
  • Terapi sikap (attitude therapy)
  • Terapi wawancara (interview therapy) analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf Meyer)
  • Konseling terapetik
  • Terapi case work
  • Reconditioning
  • Terapi kelompok yang reedukatik
  • Terapi somatik 2


Reconstruction
Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Tujuannya adalah untuk merubah kepribadian sehingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.
Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
-          Psikoanalisis
-          Pendekatan transaksional (transactional therapy)
-          Penyembuhan analitik berkelompok


Referensi :