Di
jaman sekarang dimana teknologi internet sudah menjadi teman bagi setiap
individu, tentu sudah tidak mengherankan bila terdapat banyak manfaat yang bisa
didapatkan darinya. Hal ini pun terjadi tidak terkecuali didalam dunia
psikologi, terkhusus untuk para psikolog nya.
Dengan
bantuan teknologi internet, seorang psikolog bisa lebih terus mengembangkan
dirinya sebagai seorang psikolog untuk menjadi lebih baik lagi. Seperti yang
umumnya telah diketahui oleh banyak orang, psikolog adalah suatu pekerjaan yang
bersinggungan langsung dengan manusia. Sementara itu manusia adalah makhluk
hidup yang sangat dinamis, terutama dalam perihal emosi dan jiwanya. Banyak hal
mengenai masalah emosi dan kejiwaan yang terjadi pada manusia belum diketahui,
baik karena belum diketahui penyebab dan belum ada cara penanganan lebih
lanjutnya atau pun mungkin karena belum banyak terekspose ke dunia luar dan
baru terjadi pada beberapa kelompok kecil saja. Masalah-masalah yang muncul itu
kemudian akan diteliti lebih jauh oleh para ahli, namun hasilnya belum tentu
terekspose secara luas pada seluruh bagian dunia. Oleh karena itu dengan
bantuan internet, para psikolog dapat mendapatkan banyak informasi-informasi
terbaru mengenai penelitian-penelitian yang sedang dilakukan yang terbaru dan
berkaitan dengan masalah manusia sehingga dalam pekerjaannya kemudian bila
psikolog bertemu dengan kasus serupa, psikolog tersebut tahu apa yang
ditanganinya, sehingga bisa lebih mudah untuk berusaha mencari penyebabnya dan
menemukan upaya-upaya apa yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya.
Informasi-informasi mengenai segala kemajuan penelitian yang ada di internet
tentu akan sangat membantu psikolog dalam pekerjaannya untuk menjadi psikolog yang
lebih baik lagi.
Namun
dibalik manfaat besar yang diberikan internet bagi para psikolog terdapat
kerugian-kerugian yang juga bisa didapatkan dari internet itu sendiri. Salah
satu contohnya adalah bisa terjadi kasus dimana psikolog kurang bisa
berinteraksi secara langsung dengan kliennya, yang menyebabkan psikolog tidak
bisa membantu klien mengatasi masalahnya. Dengan kecanggihan teknologi saat
ini, banyak dibuka website-website psikologi dimana proses konseling dapat dilakukan
secara online tanpa perlu bertemu langsung antara psikolog dan klien. Walaupun sesungguhnya hal ini bisa menjadi
keuntungan, tapi bila dilihat dari sisi lain bisa menjadi hal yang merugikan
bagi seorang psikolog bila terlalu sering dilakukan tanpa diimbangi adanya
proses konseling dimana psikolog dan klien bertemu langsung. Karena bila mulai
jarang terjadi proses tatap muka dan hanya secara online, ada kemungkinan
psikolog menjadi kurang mampu menghadapi klien secara langsung. Bisa terjadi
situasi dimana rapport kurang berjalan mulus, sehingga psikolog kurang mampu
membuat klien merasa nyaman, sehingga akhirnya banyak informasi-informasi
penting yang tertahan dan akhirnya tidak diketahui psikolog. Karena upaya untuk
membuat seseorang menjadi nyaman sehingga akhirnya menjadi terbuka dengan
psikolog bukan hanya didasari bakat, tapi karena terlatih dan terbiasa untuk
menghadapi seseorang. Berhadapan dengan orang lain dalam keadaan tatap muka dan
tidak tatap muka sangatlah berbeda, karena itu bila psikolog terlalu berfokus
pada pemberian konseling secara online, kemungkinan terjadinya masalah ini
sangatlah besar.