A.
Deskripsi
Cinta dan Perkawinan
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya mengatakan bahwa cinta adalah sebuah aksi / kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut (http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta).
Pernikahan atau adalah upacara
pengikatan janji
nikah
yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan
perkawinan
secara norma agama,
norma hukum,
dan norma sosial.
Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan
variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial.
Penggunaan adat
atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula (http://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan).
B. Bagaimana
Memilih Pasangan
Memilih
pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu rumusnya dan akan menjadi
sulit jika tidak mengetahui rumusnya.
Pertama
Tuhan adalah penguasa dan pemilik serta penentu jodoh kita. Hanya Dia yang bisa
menjadi pemilih yang sempurna dan paling tahu tentang calon pasangan kita. Maka
kedua adalah orang-orang yang dekat dengan Tuhan yang bisa menentukan pasangan
yang baik untuk dipilih. Ketiga dimiliki oleh orang tua kita karena faktor
kasih sayang dan kesungguhannya kepada kita sehingga sangat serius untuk
memilihkan kita. Bagaimana dengan diri sendiri? Kadang tidak bisa diandalkan
karena kurangnya pengalaman, atau memilih karena nafsu,emosi dan kepentingan
lain bukan kepentingan abadi.
Beranikah
kita menyerahkan pilihan kita kepada orang yang lebih tahu luar dan dalam serta
pengalaman hidup yang cukup? Berusaha menjadikan kita pantas mendapatkan
pasangan yang memang cocok dengan pengertian orang baik akan bertemu orang baik
itu cocok dan yang jelek hatinya akan bertemu dengan yang jelek juga. Serahkan
kepada Tuhan dan berusaha taat dan memantaskan diri sendiri. Menjadi orang yang
dekat kepada Tuhan akan menjadikan diri kita beruntung
C. Seluk Beluk
Hubungan dalam Perkawinan
1. Romantic Love
Saat ini adalah saat Anda dan pasangan
merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu
pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan
bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
2. Dissapointment or Distress
Di
tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah
dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya.
Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk
mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang
lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai
dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa
pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan
dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan
pasangannya.
3. Knowledge and Awareness
Pasangan
suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan
diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang
bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Pasangan yang sampai di tahap ini
biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada
pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi
perkawinan.
4. Transformation
Suami istri di tahap ini akan mencoba
tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan
untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah
berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam
mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling
menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan
perkawinan yang nyaman dan tentram.
5. Real Love
“Anda berdua akan kembali dipenuhi
dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan
pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang
dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan
perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih
pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk
Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real
love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,”
ingat Dawn.
D. Penyesuaian
dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan
tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat
mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak
diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan
dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi
dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam
perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan
serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi
yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat.
Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu
ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti
ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya,
diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan
diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang
berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian. Banyak yang bilang pertengkaran adalah
bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak
semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi
dan berpotensi merusak hubungan.
E. Perceraian
dan Pernikahan Kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Banyak dari orang-orang yang menikah pada akhirnya harus bercerai. Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka bisa meminta pemerintah untuk dipisahkan (https://id.wikipedia.org/wiki/Perceraian).
Faktor penyebab perceraian antara lain
adalah sebagai berikut :
-
Ketidakharmonisan dalam rumah tangga
Alasan tersebut di atas adalah alasan
yang paling kerap dikemukakan oleh pasangan suami – istri yang akan bercerai.
Ketidakharmonisan bisa disebabkan oleh berbagai hal antara lain, krisis
keuangan, krisis akhlak, dan adanya orang ketiga. Dengan kata lain, istilah
keharmonisan adalah terlalu umum sehingga memerlukan perincian yang lebih
mendetail.
-
Krisis moral dan akhlak
Selain ketidakharmonisan dalam rumah
tangga, perceraian juga sering memperoleh landasan berupa krisis moral dan
akhlak, yang dapat dilalaikannya tanggung jawab baik oleh suami ataupun istri,
poligami yang tidak sehat, penganiayaan, pelecehan dan keburukan perilaku
lainnya yang dilakukan baik oleh suami ataupun istri, misal mabuk, berzinah,
terlibat tindak kriminal, bahkan utang piutang.
-
Perzinahan
Di
samping itu, masalah lain yang dapat mengakibatkan terjadinya perceraian adalah
perzinahan, yaitu hubungan seksual di luar nikah yang dilakukan baik oleh suami
maupun istri.
-
Pernikahan tanpa cinta
Alasan
lainnya yang kerap dikemukakan oleh suami dan istri, untuk mengakhiri sebuah
perkawinan adalah bahwa perkawinan mereka telah berlangsung tanpa dilandasi
adanya cinta. Untuk mengatasi kesulitan akibat sebuah pernikahan tanpa cinta,
pasangan harus merefleksi diri untuk memahami masalah sebenarnya, juga harus
berupaya untuk mencoba menciptakan kerjasama dalam menghasilkan keputusan yang
terbaik.
-
Adanya masalah-masalah dalam perkawinan
Menikah kembali setelah perceraian mungkin
menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba
untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan
mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka
biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang
berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu
untuk mengambil keputusan.
Lalu hal apa yang akan mempengaruhi peluang untuk
menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda pun
bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki beberapa
anak. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai
manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi
terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati
untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda
mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan
dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang
biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya
tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai
menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita
lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan.
Esensi
dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang.
Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan
bersama.
Contoh Artikel :
Proses rampung, David Arquette - Courteney Cox resmi cerai!
Berakhir sudah penantian panjang David Arquette dan Courteney Cox. Setelah bertahun-tahun mengumumkan perceraian, akhirnya mereka telah resmi bercerai.Dilaporkan oleh The Sun, proses perceraian akhirnya rampung pada Selasa (28/5). Padahal pasangan itu telah memutuskan berpisah sejak 11 Oktober 2011.Walau sudah lama berpisah, David sendiri baru memutuskan menggugat cerai Courteney sejak bulan Juni 2013 lalu. Rupanya, David telah menemukan pengganti sang istri sehingga tak lagi berpikir soal rekonsiliasi.Dalam dokumen perceraian, kedua belah pihak juga mempermasalahkan hak asuh atas anak mereka, Coco, yang kini berusia delapan tahun. Namun pasangan itu akhirnya berhasil mencapai kata mufakat.Walau sudah resmi berpisah, namun mereka telah berkomitmen untuk menjaga hubungan baik. Bulan Januari lalu, Courteney juga mengungkapkan bahwa David adalah teman terbaiknya. (http://www.merdeka.com/artis/proses-rampung-david-arquette-courteney-cox-resmi-cerai.html).
Pembahasan :
Seperti
yang telah dijelaskan diawal, tidak semua perkawinan berakhir indah, happily ever after, banyak diantaranya
yang harus berakhir dengan perceraian. Dalam kasus diatas, kedua belah pihak
telah lama berpisah rumah, dan belakangan diketahui bahwa pihak laki-lakinya
juga sudah bertemu dengan wanita lain sehingga proses rekonsiliasi tidak
dilakukannya. Namun berakhirnya suatu perkawinan antar dua pribadi tidak berarti
memutuskan hubungan diantara keduanya secara total. Banyak hal-hal yang tetap menjadi
pengikat dua orang yang sudah bercerai, salah satunya anak. Begitu pula kedua
pasangan ini, yang tetap mengatakan akan saling menjaga hubungan baik antar
keduanya. Lagipula pernikahan yang sudah dibangun dengan landasan cinta pada
awalnya, tidak akan mampu dihapuskan secara mudah hanya dengan kata perceraian.
Karena itu walaupun seseorang sudah bercerai dengan pasangannya, masih banyak
diantaranya yang mengaku masih menyayangi mantan pasangan, hanya saja keadaan
yang memaksa mereka untuk berpisah, karena akan jauh lebih menyakitkan bila
harus terus dipaksakan. Karena itu tidak semua perceraian berkonotasi negative,
banyak perceraian yang terjadi demi kebaikan banyak pihak.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan
https://id.wikipedia.org/wiki/Perceraian
http://www.merdeka.com/artis/proses-rampung-david-arquette-courteney-cox-resmi-cerai.html
http://www.siswo.web.id/2013/02/bagaimana-cara-memilih-pasangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar