Sabtu, 22 Juni 2013

Rangkuman Kesehatan Mental



Sehat dalam Kesehatan Mental
Apakah yang dimaksud dengan kepribadian sehat ? Inti pokok dari pertanyaan ini ialah untuk menemukan serta merumuskan kepribadian yang lebih sehat. Penekanannya bukanlah pada penyebuhan konflik-konflik yang berhubungan dengan masa lalu. Fokusnya ialah ke arah apa seseorang dapat menjadi, bukan ke arah apa yang telah terjadi atau ada pada saat ini. Konsep sehat yang dimaksud didalam kesehatan mental adalah individu yang secara utuh sehat secara jasmani, mental, dan di dalam lingkungannya. Individu yang mampu mengembangkan diri dengan menggunakan keseluruhan aspek sehat didalam hidupnya tersebut.

Pendekatan Kesehatan Mental
Saparinah Sadli (dalam Suroso, 2001:132) mengemukakan tiga orientasi kesehatan mental, yaitu :
·         Orientasi Klasik
Dalam orientasi klasik seseorang dianggap sehat bila dia tidak mempunyai keluhan tertentu seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasaan tidak berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tidak sehat, serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari.
·         Orientasi Penyesuaian Diri
Seseorang yang mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan disekitarnyalah yang disebut sebagai seseorang yang dianggap sehat didalam konteks orientasi penyesuaian diri ini.
·         Orientasi Pengembangan Potensi
Didalam orientasi pengembangan potensi seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.

3 Mazhab Psikologi
1.  Aliran Psikoanalisa
Salah satu tokoh psikoanalisa  yang terkenal adalah Sigmund Freud (1856-1939). Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal struktur mental dari kepribadian kita.
2.  Aliran Behavioristik
Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu keadaan (conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku menyimpang.
3.  Aliran Humanistik
Aliran ini muncul akibat reaksi atas aliran behaviourisme dan psikoanalisis. Teori ini percaya bahwa untuk menyelidiki kesehatan psikologis, satu-satunya tipe orang yang dipelajari ialah orang yang sangat sehat. Karena apabila kita hanya melihat orang-orang yang tidak sehat dan tidak matang, maka kita hanya akan melihat sisi yang sakit dari kodrat manusia, orang-orang dalam keadaan yang paling buruk dan bukan dalam keadaan yang paling baik

Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri merupakan faktor yang sangat penting didalam kehidupan manusia. Hidup manusia sejak lahir hingga meninggal tidak lain adalah penyesuaian diri, sehingga dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri dilakukan oleh manusia sepanjang hidup. Manusia memerlukan penyesuaian diri terhadap diri dan lingkungannya dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada.
Penyesuaian diri (self-adjustment) adalah suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustasi, dan konflik dengan memperhatikan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup (Alexander Schneiders. 1964 : 51).
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamika yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku agar terjadi hubungan yang selaras antara dirinya dan lingkungannya. Penyesuaian diri mempunyai dua aspek yaitu penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian diri sosial. Penyesuaian diri pribadi adalah penyesuaian individu terhadap dirinya sendiri dan percaya pada diri sendiri. Sedangkan penyesuaian individu sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam lingkungan social tempat individu hidup dan berinteraksi dengannya.

Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni meliputi :
1.  Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
2.  Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
-      Keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator)
-      Kontrol (kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut)
-      Respon yang tepat (feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat)
-      Nada emosional yang tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung).

Stress
Hans Seyle adalah orang yang dianggap memberikan sumbangan paling besar dalam bidang stress pada tahun 1936 dengan dikenalnya istilah General Adaption Syndrome (GAS). Menurutnya ketika organisme berhadapan dengan stressor, dia akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha ini diatur oleh kelenjar adrenal yang menaikkan aktivitas sistem syaraf simpatetik. Tanpa memperhatikan penyebab dari ancaman, individu akan merespon dengan pola reaksi fisiologis yang sama (non-specific response). Selebihnya, dengan mengulangi atau memperpanjang stress, sehingga akan melicinkan dan mematahkan sistem (wear and tear of the system).

Jenis-Jenis Coping Stress
·         Emotional focus Coping
Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Pengaturan ini melalaui perilaku individu, seperti: penggunaan alcohol, bagaimana meniadakan fakta - fakta yang tidak menyenangkan, melalui strategi kognitif. Bila individu tidak mampu  mengubah kondisi yang ‘stresfull’ individu akan cenderung untuk  mengatur emosinya.
·         Problem focus Coping
Digunakan untuk mengurangi stressor, individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila yakin akan dapat menubah situasi. Coping dibagi dua bagian, yaitu memfokuskan pada pemecahan masalah dan memfokuskan pada emosi.

Cinta
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya mengatakan bahwa cinta adalah sebuah aksi / kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar