Selasa, 10 Januari 2012

inilah waktunya

sudah terlalu lama aku terdiam di tempat ini
menghindari jalan berliku yang menyusahkan
menghindari jalan berlubang yang menyebalkan
tapi kini waktuku untuk berjalan
untuk mencari apa yang kubutuhkan
untuk menggapai apa yang kuinginkan

tidak pernah membayangkan
apa yang telah menunggu di ujung jalan sana
apa yang menanti di akhir perjalanan ini
namun aku ingin melangkah pergi
menatap langit luas diatas kepala
merasakan hangatnya mentari disekujur tubuh

tapi inilah waktunya
mencari kebahagiaan yang telah hilang
menggapai mimpi yang tertunda
menapaki jalan ke masa depan
menggapai impian ke permukaan
demi harapan dimasa depan

Pacarku

Peter, adalah anak kecil yang berusia 12 tahun. Ia hanya tinggal berdua dengan kakak perempuannya karena kedua orangtuanya sudah meninggal. Kakaknya bekerja untuk menghidupi kehidupan mereka, sedangkan Peter bertugas untuk mengurus rumah. Tidak heran walaupun usianya masih sangat kecil, Peter bukan tipe anak yang selalu bermain-main sehabis pulang sekolah. Malam itu, kakaknya lembur dan ini berarti jatah Peterlah untuk membuatkan makan malam untu kakaknya. Saat ia menengok ke dalam kulkas untuk melihat bahan apa yang dapat ia masak, ia mendapati bahwa kulkasnya kosong. Ini berarti ia harus membeli dulu agar kakaknya tidak kelaparan saat pulang nanti. Tapi kira-kira itu sudah hamper pukul Sembilan malam, dan Convention Store sudah hamper tutup. Maka bergegaslah Peter mengambil jaketnya dan berlari-lari menuju Convention Store. Ketika ia sampai disana, kakak perempuan, penjaga  toko yang biasa ia lihat saat berbelanja disana, sedang mengunci pintu depan tokonya.
“Jangan ditutup dulu pintunyaaa!” teriak Peter.
“Kamu terlambat adik kecil,” jawab kakak penjaga.
“Tolonglah kak, kakakku akan segera pulang. Kasihan kalau dia tidak bisa makan karena aku lupa bahwa persedian makanan dikulkas sudah habis.” Pinta Peter memelas.
“Hemmm baiklah. Tapi hanya kali ini saja!” balas kakak penjaga.
“Baik. Terima kasih kak.” Jawab Peter sambil tersenyum manis.
Kakak penjaga itu akhirnya membuka kembali tokonya dan membiarkan Peter masuk. Lampu ditoko seketika menyala kembali, setelah terdiam beberapa saat Peter segera berlari memasuki toko dan mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan dan membawanya kekasir. Setelah membayar ia berjalan keluar dengan membawa belanjaannya dan menunggu kakak penjaga itu mengunci tokonya. Sesaat ia bingung karena kakak penjaga itu tidak pulang, namun malah duduk di trotoar depan toko. Meski awalnya heran, Peter mengikuti duduk di trotoar tersebut.  Kakak penjaga itu kemudian mengeluarkan rokok dari saku jaketnya dan mulai menghisapnya.
“Berapa umurmu adik kecil?” Tanya kakak penjaga.
“Dua belas, kakak berapa?” Tanya Peter polos.
“Aku 22 tahun ini. Namaku Nami.” Jawabnya sambil menghisap rokok.
“Kalau aku…..”
“Bocah! Cukup bocah. Aku tidak perlu tahu namamu. Aku cukup memanggilmu bocah.” Kata kakak penjaga memotong omongan Peter.
“Jadi kenapa kamu sering memandangi aku bila sedang berbelanja disini dengan kakakmu bocah?” Tanya kakak penjaga lagi.
Peter melihat kakak penjaga kaku. Ia tidak menyadari bahwa perbuatannya selama ini ketahuan.
“aaa anu aaa…..” jawab Peter kaku.
“Jawab saja. Dan jangan coba-coba berbohong padaku karena aku bukan orang bodoh!” balas kakak penjaga.
“anu…..itu……aa.a..itu karena aku suka kakak” jawab Peter akhirnya disertai dengan merah dibagian pipinya.
“Ahahaha. Kamu suka aku? Hemmm sebetulnya kamu ini lumayan manis juga bocah. Tapi aku sedikit takut dengan laki-laki. Pacarku yang terakhir meninggalkan aku demi perempuan lain.”
“A..aku tidak akan begitu! Aku akan terus menyukai kakak!” balas Peter mantap.
“Bagaimana ya? Umur kita beda sepuluh tahun. Nanti saat kamu sudah menjadi pria dewasa yang keren, aku pasti sudah sangat tua dan tentunya kamu tidak akan menyukaiku lagi seperti sekarang.”
“Aku akan tetap menyukai kakak. Aku janji!”
“Hahahaha. Baiklah aku pegang janjimu bocah. Saat kamu sudah besar nanti kamu harus tetap menyukaiku seperti sekarang ini ya! Aku tunggu pembuktiannya.”
“Siaaapppp kakak!” jawab Peter bersemangat sambil mengembangkan senyumnya.
“Baiklah, tapi sekarang kamu harus cepat pulang. Kakakmu pasti sedang menunggumu.”
“Iya. Aku pulang dulu ya kak. Kakak harus menunggu aku nanti, mengerti?” teriaknya sambil berlari-lari kecil menuju rumah.
Tidak lama kemudia, Peter sampai dirumahnya.
“Kamu darimana dik malam-malam begini?” Tanya kakaknya.
“Belanja  bahan makanan kak. Karena tadi aku liat sudah habis.”
“Loh kamu berbelanja dimana? Convention Store pasti sudah tutup kan.” Tanya kakaknya heran
“Masih buka kok. Kakak penjaganya kan pacarku!” jawab Peter sambil tersenyum manis.

Senin, 09 Januari 2012

It's Time To Say Goodbye

banyak waktu dimana orang berusaha mengenal diriku lebih dalam
banya waktu dimana aku mendorong orang-orang untuk menjauh
aku takut...
takut mengatakan apa yang kupikirkan
takut untuk mengatakan apa yang sebenarnya ingin kukatakan
banyak hal yang kau ucapkan tentang diriku saat aku tidak disitu
banyak hal yang mereka percaya tentang diriku dari semua ucapan kebohonganmu
kau tidak berusaha peduli dengan apa yang sesungguhnya kurasakan
yang aku mau sesungguhnya bukanlah melangkah pergi dari dirimu
walaupun aku tahu semua yang kau ucapkan adalah kebohongan
walaupun kau tahu semua kebohonganmu akan memisahan kita
dan setelah luapan banjir kebohongan kau ucapkan
aku memutuskan untuk melangkah pergi
meninggalkan kau jauh dibelakang....

Kau...

Waktu datang dan pergi cepat
Beri kekosongan dihati yang sepi
Memberi kerinduan di relung hati yang terdalam
Meninggalkan seberkas duka untuk dirasakan

Tawa canda telah lama menghilang
Jerit tangis datang mewarnai hati pilu
Menorehkan garis luka disepanjang jiwa
Menghempaskan akal sehat kejalan penuh lubang

Kau tinggalkan kepahitan tak berujung untuk dirasakan
Kau titipkan kenangan tak berkesudahan untuk dirindukan
Kau lenyapkan keindahan duniawi untuk dikenang
Kau berikan sakitnya hati untuk disimpan

Pelajaran Hari Ini

Anya membanting pintu kamarnya keras-keras. Gadis 16 tahun ini marah, marah karena ayahnya menolak membelikan dia handphone blackberry yang baru. Ayahnya beralasan blackberry Anya yang lama masih sangat bagus dan layak pakai, rusakpun tidak. Karena itu sekarang ia bersungut-sungut didalam kamarnya. “Huuhhhh, ayah pelit! Apa sih sulitnya membelikan handphone baru untukku? BB-ku yang sekarangkan sudah kuno,”  umpatnya kesal sambil melemparkan badannya ke atas kasur. Dengan muka ditekuk dan bibir cemberut, ia mengambil handphone yang tergeletak diatas kasur dan kemudian menelepon sahabatnya sejak kecil, Edo.
“EDDOOOOOO!” panggil Anya dengan keras.
“Ishhh apaan sih. Berisik tau !” sahut Edo kesal.
“Bete do, jalan yuk!” ajak Anya merajuk.  
“Bete kenapa?”
“Makanya ayo jalan, nanti baru diceritain.”
“Mmhhh mau jalan kemana emang ?”
“Blok S aja lah, lagi badmood nih, pengen hunting makanan jadinya.”
“Gendut!”
“Iihhhh biarin sih doooo.... Mau nemenin gak sih ini sebenernya?”
“Iya iya bawel.”
“Yaudah jemput ya ! Hehehe...”
“Oke!”
“Sipp, I’ll be waiting for you edo. Muaachhhh” canda Anya manja.
          Sekitar setengah jam kemudian, Edo muncul di rumah Anya dan kemudian pergilah mereka menuju blok S. Sembari makan mereka melanjutkan obrolan mereka yang belum tuntas tadi.
“Jadi lo lagi kenapa nih nya ceritanya ?” tanya Edo membuka pembicaraan.
“Bete sama ayah !” jawab Anya singkat.
“Kenapa ?”
“Ayah gak mau beliin aku BB yang baru do, kan sebel.”
“Emang BB lo yang sekarang kenapa ? Rusak ?”
“Gak kok. Tapi kan udah kuno do, malu sama teman-teman sekolah kalo gak up to date !”
“Lah lah lah jadi mau ganti handphone cuma karena alasan childish kaya gitu ?”
“Ih kok childish sih ? Wajar kan aku minta ganti BB buat ngejaga eksistensi kita didunia luar.” Sanggah Anya cepat
“Eksistensi kok dijaga dengan BB terbaru ! Sempit banget nya pikiran lo nya.”
“Sempit gimana ?”
Tepat pada saat itu seorang pengamen cilik menghampiri mereka. Wajahnya kotor karena debu, pakaiannya sudah tidak layak pakai. Lalu anak itu mulai bernyanyi. Setelah itu Edo memberikannya uang Rp 5000,00. Wajah anak itu terlihat sangat sumringah bahagia saat menerima uang pemberian Edo. Setelah menerima dan mengucapkan terima kasih, ia kemudian pergi dengan senyum merekah.
“Nah nya coba lo liat anak itu. Dia berusaha ngejaga eksistensinya didunia dengan kerja banting tulang dari kecil. Supaya dia bisa tetep hidup, bisa makan. Sedangkan lo malah berusaha ngejaga eksistensi lo dengan cara mau ngikutin tren ganti BB terbaru cuma biar gak kalah pamer sama temen-temen pergaulan lo. Miris gak sih ? Sama-sama berusaha ngejaga eksistensi tapi beda jauh pemahaman tentang eksistensi dan caranya,” Jelas Edo panjang lebar.
“Jadi maksudnya aku gak usah ganti handphone gitu ?”
“Aduh anyaaaa, lemot banget sih. Gini loh, gue gak pernah bilang gitu. Tapi adakalanya lah kita harus bisa ngeliat segala sesuatu berdasarkan skala prioritas kita. Segitu pentingnyakah buat lo ganti HP sekarang disaat HP lo yang sekarang masih bagus ? Padahal duitnya bisa jauh lebih bermanfaat kalau digunain buat hal-hal lain, kaya buat nolong anak-anak dijalanan biar bisa sekolah. Ya kan ?”
“Heemmmmm iya juga ya. Edo pinter deh. Anya jadi gak enak hati udah egois gini, cuma demi ngejaga keeksisan di mata temen-temen Anya.”
“Nah jadi sekarang masih mau ribut-ribut ganti HP ?”
“Enggak !” jawab Anya mantap.
“Nah gitu dong, kan enak gak ngambek-ngambekkan terus.” Balas Edo sambil mengelus kepala Anya.
“Yaudah sekarang anterin aku pulang dong Edo.” Pinta Anya.
“Lah mau ngapain ?”
“Mau minta maaf sama ayah. Malu tadi udah ngambek kaya anak kecil.”
“Ciyeee  jadi udah dewasa nih sekarang ceritanya ?”
“Ehehehe kan berkat ceramahan Edo. Ayo yuk pulang !”
“Yuuukkkkk,” Jawab Edo
          Hari ini Anya belajar satu hal. Bahwa benda bagus bukanlah solusi untuk menjaga eksistensi dirinya didunia luar. Ia berjalan cepat, tidak sabar untuk cepat pulang dan meminta maaf pada ayahnya karena sikap kekanak-kanakkannya tadi siang.

Minggu, 08 Januari 2012

You're Worth It

jangan pernah membiarkan orang lain mengatakan
bahwa kau tidak cukup pantas menjadi orang baik

jangan pernah hidup dimasa lalumu
karena kau akan menyesali apa yang telah terjadi

jangan pernah menyerah terhadap mimpi
karena kau membutuhkan mereka untuk suksesmu

jangan pernah menyembunyikan apa yang kau rasakan
karena mungkin ada orang diluar sana yang ingin mendengarnya

jangan pernah membenci orang lain
karena akan menyakitkan saat kau dibenci yang lain

jangan pernah menyimpan dendam didalam hidup
karena itu akan melukai diri sendiri

jangan pernah lari dari masalahmu
karena mereka pasti akan menemukanmu

jangan takut mengambil resiko
karena mungkin akan sebanding dengan hasil yang kau dapat

jangan biarkan orang lain merampas kebahagianmu
karena itu bukan haknya, itu hakmu

Pelengkapku

banyak waktu yang telah terlewatan
banyak tempat yang telah terjamah
banyak kenangan yang membekas dalam ingatan
banyak suka yang menempel didalam kalbu

sahabat beriku kekuatan
beri semangat dikala lelah hariku
hantarkan senyum diwajahku yang lesu
dan bagi kasih dihati yang sepi

walau kita terpisah jarak
walau waktu tidak berpihak pada kita
sahabat selalu tertancap didalam hati
beri gairah didalam dunia kecilku

Sabtu, 07 Januari 2012

Manusia dan Harapan

Pengertian Harapan :
Harapan adalah suatu keinginan yang belum terwujud tapi dimaksudkan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Harapan bisa dikatakan hampir mirip dengan cita-cita, namun harapan lebih memiliki pengertian yang realistis, tidak muluk. Sementara cita-cita biasanya lebih kesesuatu yang sangat tinggi. Setiap pribadi pasti memiliki harapan, sekecil apapun itu. Berhasil atau tidaknya suatu harapan bergantung pada usaha yang dilakukan individu tersebut.  Pada hakekatnya harapan adalah suatu keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan atau keinginan manusia itu adalah :

  

Kepercayaan :
Kepercayaan adalah mengakui atau meyakini kebenaran. Yang menjadi dasar kepercayaan adalah kebenaran. Manusia menyadari bahwa kebenaran adalah suatu hal yang sangat penting, karena apabila manusia melenceng dari kebenaran maka ia sadar hal itu dapat menjatuhkan dan mencemarkan nama baiknya.

Tiga Teori Tentang Kebenaran :
1.    Teori Koherensi
Adalah suatu teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contoh nya, setiap ikan pasti hidup di dalam air. Hiu adalah jenis ikan. Hiu pasti hidup didalam air.
2.    Teori Korespodensi
Adalah suatu teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan itu berhubungan dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
3.    Teori Pragmatis
Adalah suatu teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan kita.

Macam-Macam Kepercayaan :
-          Kepercayaan terhadap diri sendiri
-          Kepercayaan terhadap orang lain
-          Kepercayaan terhadap pemerintah
-          Kepercayaan terhadap Tuhan